Senin, 23 Juli 2012

Ramadhan Ku




Satu moment yang paling ditunggu bagi setiap muslim, termasuk oleh penulis. Yakni Ramadhan. Ditunggu bukan karena kolaknya, bukan karena waktu tidur siang yang semakin panjang, bukan pula karena THR atau baju beduk di akhir bulan, tapi entah kenapa ada kerinduan yang menggebu tuk bertemu kembali dengannya. Dan itu hanya ditemui di bulan Ramadhan. Alhamdulillah, puji syukur kepada yang Maha Kuasa atas anugerahnya, hingga penulis kembali bertegur sapa dengan bulan seribu bulan ini. Thanks my God, i love this month.
Ramadhan adalah anugerah. Saat dimana Wahyu Ilahi pertama kali diturunkan, ada kebaikan dan kemuliaan lewat Lailatul Qadr pada salah satu malam di sepuluh hari terakhir menjelang Idul Fitri, dan berbagai peristiwa bersejarah lainnya yang juga terjadi pada bulan ini. Kemenangan dalam perang Badar terjadi di bulan Ramadhan, keberhasilan menguasai Makkah dan tentunya Proklamasi kemerdekaan negeri ini terjadi di bulan Ramadhan. Itulah anugerah yang luar biasa. Saat ini Pintu-pintu Surga dibuka lebar, sementara gerbang menuju neraka di blokir aksesnya. Pengharapan kita dalam do’a yang diucap, lebih dekat kepada ijabah dari Tuhan. Dan yang lebih menggiurkan, tentunya kekhilafan kita yang masuk dalam kategori Dosa, Insya Allah di ampuni jikalau kita bertaubat dan memperbaiki diri pula. Tentunya kebaikan demi kebaikan yang Tuhan hujamkan ke muka bumi ini, bukan hanya itu. Masih seabreg lagi lho, sob!?
Namun hal diatas kontras dengan kondisi kita pada umumnya, ramadhan adalah bulan pemalasan. Ya ramadhan adalah suatu ujian, dikala kita harus menahan hawa nafsu, baik itu yang sifatnya jasmani maupun rohani (seperti curhat plus menggunjing yang bisa membuat lega pelakunya), kita harus tetap beraktivitas sebagaimana biasanya. Hal itu bagi sebagian orang adalah kesulitan tersendiri. Perut yang kosong melompong, memang menjadikan tubuh ini ikut lemas. Dan hasilnya kita mudah lelah ketika bergiat dalam suatu hal. Bukan rahasia umum lagi jika produktivitas kerja mengendur, semangat belajar lebur dan hasil karya kita menjadi hancur. Cuma gara-gara perut kosong, alamak luar biasa bukan? Padahal Rasulullah pernah bersabda: “Seandainya umatku mengetahui (semua) keistimewaan Ramadhan, niscaya mereka mengharap semua bulan menjadi Ramadhan.” Sesuatu yang istimewa itu memang kudu digapai dengan penuh perjuangan, lantas apa yang istimewa dari bulan ini? Tentunya selain yang sudah diulas diatas, masih banyak keistimewaan lain yang bisa di dapat. Nah untuk yang satu itu, silahkan sobat semua mencari referensi yang lebih shahih sumbernya.
Lebih dekat dengan Tuhan
Terkadang kita hanya membicarakan makanan saja ketika berpuasa, tadi sahur dengan apa terus nanti pas berbuka puasa menunya apa? Sayang sekali bukan? Toh pada akhirnya, makanan yang sudah seabreg-abreg dikumpulkan itu hanya bisa masuk kedalam perut barang satu hingga dua piring saja. Selebihnya hanya akan menjadi penghias meja makan. Kalau pun dipaksakan untuk masuk, pada akhirnya hanya akan keluar lagi. Baik itu lewat belakang (tau sendiri kan maksudnya?), maupun keluar seketika via yang depan. Ada pula yang kerjanya nongkrong seharian, ngabuburit bahasa sundanya mah. Diam bermalas-malasan di rumah, atau menangkring ria di mall-mall. Ah, lagi-lagi sayang sekali. Moment luar biasa ini terbuang percuma.
Yang luar biasa adalah ketika kita semakin mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapainya. Kita bekerja dengan penuh semangat, belajar bagi mereka para pelajar dan berbagai aktivitas lainnya yang tentunya membangun. Ketika kita bekerja sepenuh hati, berkarya semaksimal mungkin, meski raga ini lelah, lalu menemui Tuhan dalam sujud. Sejenak Basuhlah wajahmu dan sucikan jasadmu dengan air wudhu, niscaya engkau akan kembali bugar. Dan Tuhan pun akan menemuimu dalam jarak yang seintim-intimnya. Engkau merasa hangat dalam pelukannya, akrab berdialog dengannya, dan itulah saat dimana Tuhan begitu dekat. Hal itu bisa kita jumpai pada bulan ini, Ramadhan. 
Engkau rajin menyambangi mesjid, tarawih serta witir di dalamnya dan bertemu makhluk ciptaan Tuhan yang cantik dalam wujud seorang gadis, itulah anugerah dari Ilahi. Penjaja makanan maupun mereka yang berjualan, mampu menjual barangnya melebihi bulan-bulan sebelumnya. Itulah nikmatnya ramadhan, rejeki melimpah ruah disini. Pelajar bersemangat mengikuti pesantren kilat, meskipun waktunya singkat. Ada kenikmatan yang disajikan Ramadhan, ketika kita menuntut ilmu. Lantunan merdu para santri yang tadarus Qur’an, membuat damai pendengarnya. Bahkan ketika kita baru mencium aroma dan wangi masakan yang akan disajikan saat berbuka, itulah kenikmatan lainnya dari bulan ini. Tuhan begitu dekat dalam setiap aktivitas dan moment yang kita lalui, maka Ia menghadirkan keindahannya pula. Keindahan yang tak hanya dapat dilihat, namun mampu dicium, diendus dan dirasakan oleh Nurani kita. Semuanya bersemangat di bulan ini, merindu dan ingin berlama-lama dengannya. Moga kita semua mampu mendekatkan diri lebih dekat kepada Allah lewat pelbagai aktivitas yang dilakukan. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar